Senin, 23 Februari 2009

Duo Maya


Ahiak ahiak ahiak..jepretan wkt dibis menuju p.bidadari..she's my mommy :D

Minggu, 22 Februari 2009

poni poni poni ooooh poniiiiii ...

awal taun ini, aku sempet ngerombak poni, biasanya ke samping kanan/kiri, kali ini pindah ke depan.., komen salah satu temen, " inget umur ah, model kayak gitu jadi sok muda.. " ... laaaaa emang pengennya kan malah tampang awet muda, aku mah ogah pasang tampang sok dewasa tante2 gitu... tapi klo sikap dan sifat yaaaaa diharapkan bisa dewasa ya * uhuk uhuk *.. jadi kujawab saja komen temenku itu dengan kata2, " kan sekarang emang lagi maennya sama anak muda, jadi ya mengikuti aja ... "

singkat kata singkat cerita, poniku bertambah panjang, sudah saatnya dipangkas biar rapi lagi. jauh2 hari udah pengen coba salon T di daerah P, penasaran aja.. jadi setelah selesai acara dengan salah 1 lembaga di kotaku, aku segera beranjak ke salon incaran, dimana masih amat pagi sehingga aku pelanggan ke-2 gitu deh... settt..settt..settt.. segera diproses deh poniku ini sm mas2 yang gaya motongnya salah satu kakinya sambil naek2 dikit sekitar 30 derajat dr rata2 tanah mirip pose mo balet gitu loh * kebayang gak sih? ato perlu aku praktek trus di lampirin disini? hihihihi * gak sampe 20menit, lngs beres... dengan pedenya aktivitas kulanjutkan spt biasa.. trussss mulai gak pede waktu ketemu sm suhu2 foto saat kami moto ...poniku kok lama tumbuhnya, jadi berasa kependekan gitu motongnya... arggghhh... semenjak moment itu si poni akirnya aku tarik ke atas, aku jepit pake jepitan rambut * ya iyalah, masak mo pake jepit jemuran * ... sampaiiii hari ini ... wiken kemaren ini kan dirumah aja, tu poni aku coba gerai * duh kayak panjang aja *, ternyata masih tetep pendek loh, trus karena udah kelamaan dijepit jadi tu poni tambah ga beraturan pdhl mestinya sewajarnya dia lurus turun eh sekarang kesamping kanan kiri gitu... nasip ... nasip ....

Kamis, 05 Februari 2009

Rp 1000 vs Rp 100.000

nge-post dari imel temen, yg juga dapat dr milis tetangga ... ^^

Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke.

Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik.

Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda. Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :"Ya, ampiiiuunnnn. ..........

darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan...... bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ..... Ada apa denganmu?"

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :

"Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam.

Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk, dari sana saya hijrah ke 'baluang'

(pren : tau kan baluang...?) Inang-inang.

Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ......"

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum.

Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana , aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :

"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.

Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!"

"Apa itu?" uang seratus ribu penasaran.

"Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana....."

^^ selamat beribadah ^^

Minggu, 01 Februari 2009

inilah hidup ...

sebagai manusia, kita dianugerahi rasa

sebuah rasa atau beberapa rasa dinikmati setiap waktu

kenikmatan yang bisa menyenangkan atau bisa menyedihkan, tergantung kita menjalankannya

jalan hidup memang penuh dengan pilihan

dan pilihan tak selalu mesti baik, tapi yang belum baik bukan berarti juga buruk

baik atau buruk, kembali lagi.. mari kita nikmati, hidup ini

hidup ... tak ada yang abadi..

* aku ga tll suka peterpan, tp kali ini aku suka sama lirik lagunya ... *

Tak Ada Yang Abadi - Peterpan

Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu

Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Semua keindahan yang memudar
Atau cinta yang telah memudar

Reff:
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi

Biarkan aku bernafas sejenak
Sebelum hilang

Tak kan selamanya tanganku mendekapmu
Tak kan selamanya raga ini menjagamu
Jiwa yang lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti

Back to Reff